Seperti Iman, Nalar Menuntunmu
Menuju Kebahagiaan
Menimbang Filsafat sebagai Jalan
Memahami Syariat
Judul asli : Fashl al-Maqâl fî Taqrir Mâ bain
asy-Syarî’ah wa al-Ḥikmah
min al-Ittishâl
Penulis : Ibnu Rusyd
Penerjemah : Imam Ghozali
Genre : Filsafat
Halaman : 252
Ukuran : 14 x 21 cm
Cover : Soft cover
ISBN : 978-623-8661-24-4
E-ISBN : 978-623-8661-25-1
Penerbit : Turos Pustaka
Cetakan : 1, September 2025
Harga : Rp75.000,-
SINOPSIS
Seperti Iman, Nalar Menuntunmu Menuju Kebahagiaan adalah terjemahan dari risalah Fashl
al-Maqâl fî Taqrîr Mâ bain asy-Syarî’ah wa al-Ḥikmah min al-Ittishâl karya Ibnu Rusyd,
seorang filsuf agung dan fakih terkemuka dari Andalusia. Risalah ini merupakan salah satu
dokumen intelektual paling penting dalam sejarah filsafat Islam karena secara eksplisit
menegaskan keselarasan antara syariat dan filsafat, wahyu dan nalar.
Ibnu Rusyd menempatkan filsafat sebagai kewajiban syar’i bagi mereka yang berkompeten,
dengan dasar bahwa al-Quran sendiri mendorong manusia untuk merenungi ciptaan Tuhan
melalui penalaran. Ia membangun hierarki metode pengetahuan—retorika, dialektika, dan
demonstrasi—dan menempatkan burhân (nalar demonstratif) sebagai puncak yang
mengantarkan kita kepada kepastian. Dari kerangka ini lahir pula distingsi tentang siapa yang
boleh mengakses takwil dan bagaimana perbedaan kapasitas intelektual masyarakat harus
dihargai.
Risalah ini sekaligus merupakan fatwa epistemologis yang membatalkan pelarangan filsafat
sekaligus mengesahkan penggunaannya dalam memahami agama. Ibnu Rusyd menegaskan
bahwa kebenaran tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran; apa yang benar secara
aqli niscaya sejalan dengan apa yang benar secara naqli. Pandangan ini bukan saja
melampaui perdebatan klasik antara teolog dan filsuf, tetapi juga membuka ruang pluralitas
interpretasi dalam Islam. Edisi terjemahan ini diperkaya dengan komentar kritis Abed al-Jabiri, yang menempatkan
Fashl al-Maqâl sebagai landasan bagi fikih takwil sekaligus strategi intelektual menghadapi
krisis epistemologi Islam. Al-Jabiri menyoroti bahwa Ibnu Rusyd tidak sedang mencari
kompromi, tetapi merumuskan sintesis yang memungkinkan iman dan nalar saling
mengoreksi.
Di tengah perdebatan kontemporer tentang relasi agama dan sains, literalitas dan
kontekstualitas tafsir, serta kebebasan berpikir dalam Islam, karya ini tetap menawarkan
pencerahan. Ia menghadirkan keberanian intelektual yang relevan lintas zaman, bahwa
syariat dan filsafat adalah dua jalan yang, meski berbeda cara, bertemu pada satu tujuan:
Membimbing manusia menuju kebahagiaan hakiki.
Reviews
There are no reviews yet.