Sinopsis
Begitu diumumkan sebagai pandemi, pada saat itu saya bilang, “this will be years.” Kenapa? Belajar sejarahlah… Kami ketemu dengan para ahli kesehatan. Kami selalu mengambil keputusan bersama ahli-ahli, menutup sekolah pun atas pertimbangan dari ahli. Bahkan WHO dilibatkan dalam diskusinya. (Anies Baswedan, hal. 173)
Hati dokter Dhuny bergetar hebat ketika si bungsu bertanya. ” Kalau Ibu meninggal, aku masih boleh kan mengunjungi makam Ibu?” Ibu dua anak yang menjadi Kepala Departemen Paru RSUD Pasar Minggu itu berusaha keras menahan air matanya. la memeluk keduanya, diciuminya satu persatu. (hal. 124)
… begitu mudahnya mereka wafat. Ini terjadi di depan mata kami. Detik per detik, menit per menit itu kami memantau pasien-pasien yang kritis… Ya Allah, betul-betul terasa malaikat maut ada di sekitar kita. Itu saat yang tak terlupakan. (Direktur RSUD Tarakan drg. Dian Ekowati, MARS, hal. 188)
Bagai kisah “Bandung Bondowoso” yang membuat seribu candi dalam semalam, Dalam dua hari Direktur Utama Jakarta Experience Board Novita Dewi dan timnya harus menyulap lebih dari 6.000 kamar Rusun Nagrak yang masih terbengkalai agar dapat dipakai pasien Covid-19. Novita harus lembur dan kerap meninggalkan rumah. Sedikit sekali waktu tersedia bagi ketiga anaknya, sampai mereka tertinggal tidak ikut vaksinasi.
Reviews
There are no reviews yet.