Menyelami Makna Surat-Surat al-Quran yang Sering Dilantunkan Setiap Hari
Tidak sedikit dari kita yang hafal di luar kepala surat-surat pendek dalam Juz ‘Amma. Namun, seberapa banyak yang bisa memahami maknanya? Sejauh mana pemahaman kita atas surat-surat yang biasa kita lantunkan sehari-hari ini? Apakah pemahaman bisa didapat hanya dengan menghafal ayat lalu membaca terjemahannya saja?
Ternyata tidak, satu-satunya medium yang valid dan kredibel untuk memahami makna ayat-ayat al-Quran adalah melalui kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh para ulama. Buku tafsir karya Imam Qusyairi (986—1072 M) ini hadir sebagai upaya untuk mengelaborasi aspek syariat dan hakikat makna ayat-ayat Juz ‘Amma.
Selain itu, tafsir ini sangat unik karena menghadirkan tafsir basmalah di setiap surat secara berbeda. Diterjemahkan dengan bahasa yang sangat lugas, tafsir ini juga dilengkapi asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) serta tajwid berwarna. Harapannya semoga kita bisa membaca dan memahami makna ayat-ayat suci al-Quran dengan benar, juga mampu mengetahui sebab di balik turunnya ayat secara mendalam. Selamat bertadabur!
Siapa penulis buku ini?
Imam Qusyairi memiliki nama lengkap Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad al-Qusyairi an-Naisaburi. Seorang sufi, ahli hadis, dan bermazhab Syafi’i. Imam Qusyairi dilahirkan pada bulan Rabiul Awal tahun 376 H atau sekitar bulan Juli tahun 986 M di kota Ustua, Naisabur (sekarang Khorasan, Iran). Kata Qusyairi yang disematkan kepadanya merujuk pada marga Bani Qusyair bin Ka’ab.
Ayahnya sudah wafat ketika Imam Qusyairi masih belia dan akhirnya tumbuh sebagai anak yatim. Namun, hal itu tidak menurunkan semangatnya. Kecerdasannya pun sudah tampak sejak dia masih kanak-kanak. Bahasa dan sastra Arab sudah dikuasainya ketika menginjak remaja. Hanya saja, Qusyairi muda belum mengerti matematika. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk merantau ke Naisabur (sekarang sebuah kota di Iran bagian Timur) untuk belajar matematika. Dia bercita-cita untuk menekuni bidang ini agar dapat mengubah kota kelahirannya menjadi lebih baik karena dikuasai pemerintah yang korup.
Sayangnya takdir berkata lain. Saat tiba di Naisabur, hati Imam Qusyairi tersentuh oleh kajian Imam Abu Ali ad-Daqqaq (w. 405 H/1014 M). Ia menyaksikan sendiri betapa ulama agung ini adalah sosok yang sangat ikhlas, bertakwa, cahaya bersinar di balik senyumnya, dan tutur katanya menyentuh banyak hati pendengar sehingga membuat mereka bertobat kepada Allah swt. Hati suci Imam Qusyairi pun tak sanggup menolak ulama hebat satu ini. Niat awal yang ingin belajar matematika berubah. Imam Qusyairi akhirnya belajar ilmu-ilmu agama kepada berbagai ulama besar.
Sosok ulama yang berjuluk Zainul Islam (Perhiasan Islam) ini akhirnya kembali ke hadirat Allah swt. pada Minggu pagi, 16 Rabiul Awal 465 H/5 Desember 1072 M di Kota Naisabur. Ia dimakamkan di sebelah kubur guru spiritualnya, Imam Abu Ali ad-Daqaq.
Apa saja isi buku ini?
- Menjelaskan setiap ayat dengan pendekatan syariat dan hakikat
- Menguraikan istilah-istilah asing yang ada dalam al-Quran
- Memaparkan beberapa pendapat mufasir lain dalam ayat-ayat yang diperselisihkan maknanya
Reviews
There are no reviews yet.