DINOBATKAN SALAH SATU BUKU TERBAIK OLEH BLOOMBERG DAN LIBRARY JOURNAL
Dari mana datangnya tim yang hebat? Kenapa ada sebuah tim yang punya kinerja lebih baik daripada tim yang lain? Bagaimana Anda mempertahankan dan memperkuat tim dalam organisasi Anda?
Sehebat apapun seseorang, dia tidak akan bisa mengerjakan semuanya sendirian. Mereka membutuhkan orang lain untuk mengerjakan sebuah proyek hingga sukses. Tim yang hebat tidak berisi individu yang hebat, tetapi tim yang hebat berisi interaksi yang hebat di dalam sebuah tim.
The Culture Code menawarkan strategi khusus yang memicu kolaborasi, membangun kepercayaan, dan mendorong perubahan positif dalam tim Anda. Pada setiap halamannya, Anda akan belajar (berdasarkan hasil riset selama empat tahun penulis buku ini) bagaimana tim yang solid, kompak, dan sukses dibentuk—berproses dari tim yang biasa-biasa-biasa saja menjadi tim yang luar biasa.
“Buku terbaik tentang budaya kerja. Baca segera!”
—Adam Grant, penulis New York Times Bestseller “Originals”
“Salah satu buku tentang cara menciptakan dan mempertahankan budaya kerja yang positif dan kuat dalam organisasi ataupun perusahaan. Baca buku ini, perjuangkan mimpi Anda dan berkaryalah bagi negara kita tercinta. Indonesia, Pasti Bisa!”
—Merry Riana, Entrepreneur, Investor, Content Creator
“Tidak zamannya lagi menjadi superman. Saatnya kita menjadi superteam. Dan buku ini menegaskan hal itu serta cara mewujudkan tim yang solid berdasarkan riset best practices 8 grup tersukses di dunia. Layak dicoba.”
—Ariza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta
Sinopsis
The Culture Code membahas kunci untuk menghasilkan kultur perusahaan yang sukses. Kode Budaya didasarkan pada pemahaman sederhana: kelompok besar tidak terjadi secara kebetulan. Mereka dibangun menurut tiga aturan universal: membangun rasa aman, berbagi kerapuhan, dan menetapkan tujuan.
Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan wawasan dari para pemimpin kelas dunia, buku ini merupakan jalan keluar untuk menciptakan lingkungan tempat inovasi berkembang, masalah diselesaikan, dan harapan terlampaui.
Ditulis berdasarkan riset delapan grup tersukses di dunia selama 4 tahun. Mulai dari unit operasi khusus militer, sekolah di area padat penduduk, tim basket profesional, studio film, grup komedian, hingga komplotan pencuri perhiasan. Tidak peduli seberapa besar tim atau tujuan Anda, buku ini mengajarkan prinsip-prinsip budaya kerja sama yang dapat mengubah individu menjadi tim yang dapat mencapai hal-hal menakjubkan bersama-sama.
Melalui buku ini, Daniel Coyle mengungkapkan rahasia tim yang sukses dan memberi para pemimpin alat untuk membangun budaya kerja yang kohesif dan termotivasi.
Hal Menarik yang Bisa Dipelajari dari Buku Ini
- 3 kunci utama membentuk tim yang sukses.
- Mengungkap rahasia budaya kerja tim yang sukses.
- Bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan?
- Kisah-kisah inspiratif dari tim yang sukses, mulai dari Pixar, Zappos, the San Antonio Spurs, U.S. Navy’s SEAL, grup comedian Upright Citizens Brigade, hingga gerombolan pencuri permata terkenal di dunia.
- Tips-tips mengubah individu menjadi tim solid yang bisa mencapai hal luar biasa bersama-sama.
Tentang Penulis
Daniel Coyle adalah salah satu penulis terbaik New York Times. Peraih penghargaan William Hill Sports Book of the Year pada tahun 2012. Bekerja sebagai editor di Majalah Outside dan Konsultan khusus Cleveland Indians. Ia kini tinggal di Cleveland, Ohio selama tahun ajaran dan di Homer, dan Alaska ketika liburan musim semi bersama istrinya, Jen, dan keempat anaknya.
Judul buku yang ditulis oleh Daniel Coyle:
- The Culture Code
- The Secret Race
- The Little Book of Talent
- The Talent Code
- Lance Armstrong’s War
- Hardball: A Season in the Project
- Novel Wakin Samuel
KUTIPAN
- “Saya tidak bisa menjelaskannya, rasanya itu kata yang paling tepat. Saya sebenarnya sudah berkali-kali mencoba keluar, tetapi ternyata saya kembali lagi. Perasaan ini tidak saya temukan di tempat lain. Mereka saya anggap sebagai saudara-saudara saya.” (Christopher Baldwin, Tim Enam, Navy SEAL, AS)
- “Ini tidak rasional. Tidak ada yang benar-benar rasional dengan hal-hal yang terjadi di sini. Ada kerja tim yang berjalan melampaui tim dan beririsan dengan kehidupan orang yang lainnya.” (Joe Negron, sekolah independen KIPP)
- Kita dekat, kita aman, kita berbagi masa depan.
- Kohesi tidak terjadi apabila anggota suatu kelompok itu lebih cerdas, melainkan apabila mereka menyala lantaran sinyal yang jernih dan mantap yang menandakan bahwa hubungan itu aman.
- Faktor terpenting dalam terciptanya tim yang sukses ternyata tidak berkaitan dengan kecerdasan dan pengalaman, melainkan lebih dengan tempat meja kerja berada.
- Faktor-faktor ini sepertinya masuk akal, tetapi Allen tidak menemukan suatu yang penting dalam kekompakan. Kecuali satu, jarak antar-meja mereka.
- Sebuah studi menyimpulkan bahwa para pekerja yang berlokasi sama, saling mengirim surel empat kali lebih sering dibandingkan pekerja yang tidak berlokasi sama. Hasilnya, mereka merampungkan proyek 32 persen lebih cepat.
- Felps dan Edmondson berbicara tentang satu fakta bahwa menciptakan rasa nyaman adalah tentang membuat diri melebur ke dalam suasana yang santai dan memberikan sinyal-sinyal nyaman ke lingkungan sekitar.
- Pasalnya, terima kasih bukanlah sekadar ekspresi rasa syukur, tetapi tanda kebersamaan yang penting, yang melahirkan dan menularkan rasa aman, keterhubungan, dan motivasi.
- Tawa bukanlah sekadar tawa, ia adalah sinyal keamanan dan hubungan.
- “Kepercayaan mengikuti konteks. Dan yang menggerakkannya adalah rasa bahwa Anda rapuh, bahwa Anda membutuhkan orang lain, dan tidak bisa melakukannya sendirian.” David DeSteno
- Timbal-balik kerapuhan, yang cenderung kita hindari, adalah jalur untuk terbangunya kerja sama yang saling memercayai.
- Kita menjadi terbuka. Setiap anggota tim mengenal siapa kita, karena kita tidak menutupi apa pun. Dan jika itu dilakukan dengan baik, tingkat kepercayaan akan lebih tinggi secara eksponensial ketimbang apa pun yang bisa kita dapatkan di tempat lain. – Kauffman
- Masalahnya, sebagai manusia, kita memiliki bias otoritas yang luar biasa kuat dan tidak disadari. Jika atasan memerintahkan sesuatu, demi Tuhan kita akan menaatinya, sekalipun itu salah.
- Keberanian yang sesungguhnya adalah melihat kebenaran dan saling mengutarakan yang sebenarnya.
- Bersikap empati itu sangat sulit ketika kita bicara. Berbicara itu benar-benar kompleks, karena kita berpikir dan merencanakan apa yang akan diucapkan, dan kita cenderung sibuk dengan pikiran kita sendiri. Tapi tidak apabila kita mendengarkan. Ketika kita benar-benar mendengarkan, kita kehilangan waktu. Tidak ada kesadaran tentang diri sendiri, karena ini bukan tentang kita. Akan tetapi tentang tugas ini—terhubung sepenuhnya dengan orang tersebut.
- Kekompakan burung jalak terbentuk lantaran perhatian yang tak pernah terputus dengan serangkaian sinyal kecil.
- Tugas nomor satu dalam kerja tim adalah saling peduli.
- Jalan menuju kesuksesan dibentuk dengan kesalahan yang ditangani dengan baik.
- Dalam bidang kreatif, membentuk tujuan bukanlah soal melahirkan momen terobosan yang brilian. Akan tetapi, soal membangun sistem yang bisa menggodok berbagai ide untuk memunculkan pilihan-pilihan yang tepat.
- “Bagi saya, manajemen adalah tindakan kreatif,” katanya. “Manajemen adalah penyelesaian masalah, dan saya senang melakukannya.”
- Kita harus melewati beberapa kegagalan dan beberapa kekacauan, dan bertahan melaluinya, dan saling mendukung dalam prosesnya. Setelah itu terjadi, barulah kita benar-benar mulai saling percaya satu sama lain.
- gelombang kreativitas dan inovasi bisa dilepaskan dengan sesuatu yang biasa-biasa saja seperti sistem perubahan dan mempelajari cara baru dalam berinteraksi.
- Membangun tujuan kreatif bukanlah soal kreativitas. Akan tetapi soal kepemilikan, pemberian dukungan, dan penyaluran energi kelompok ke perjalanan yang sulit, penuh kesalahan, dan pada akhirnya memuaskan dalam membuat sesuatu yang baru.
Reviews
There are no reviews yet.